Cerita saya awali dengan membahas foto
terlampir di bagian atas. Kebanyakan orang pasti akan tertipu dan
beranggapan bahwa foto itu adalah prosesi agama Hindu di Bali. Jawaban
tersebut ternyata salah. Foto tersebut adalah prosesi perayaan 75 tahun
Paroki Tuka di Bali alias prosesi agama Kristen. (Sumber image: parokituka.com. Terima kasih untuk fotografernya).
Membahas tentang agama di Bali, nyaris
tidak ada jawaban lain selain Hindu. Namun sepertinya banyak orang tidak
tahu bahwa Bali juga memiliki sejumlah desa Kristen yang artinya
penduduknya mayoritas beragama Kristen. Ceritanya menjadi menarik karena
warga di desa Kristen tersebut adalah penduduk Bali (bukan pendatang)
dan yang lebih menarik lagi mereka tetap tidak meninggalkan adat dan
budaya lamanya. Dua contoh dari desa Kristen tersebut adalah desa
Blimbingsari dan Pancasari.
Desa Blimbingsari
Di desa ini belakangan menjadi populer
sebagai daerah tujuan wisata dan dikunjungi oleh wisatawan baik dalam
maupun luar negeri. Sepintas sepertinya nyaris tidak ada bedanya dengan
desa tradisional lainnya di Bali, baik dari bentuk bangunan yaitu khas
Bali, pakaian, bahasa bahkan nama penduduk di desa ini juga
menggunakan nama Bali, Putu, Made, Nyoman dst. Tentu saja karena
seperti telah disebut di awal, penduduk desa tersebut adalah orang orang
Bali, bukan pendatang yang datang dari pulau lain, jadi walaupun
memeluk agama Kristen, mereka tetap mempertahankan budaya lamanya.
Inilah yang membuat desa ini menjadi unik dan menarik.
Pada setiap hari raya penting seperti
Natal, masyarakat menyambutnya dengan membuat hiasan penjor. Penjor
adalah hiasan yang umum dibuat oleh masyarakat Hindu Bali menjelang hari
raya Galungan. Kemudian disaat kebaktian di Gereja, umat Kristiani
datang dengan mempergunakan pakaian adat Bali. Demikian juga dengan
pendeta yang akan memimpin acara kebaktiaan juga mempergunakan Bahasa
Bali. Perayaan keagamaan di gereja juga dilengkapi dengan
memperdengarkan gambelan Bali.
Desa Palasari
Opini Penutup
Komunitas Kristen di Bali relatif unik.
Saya sebut unik karena walaupun sudah “membuang” agama lamanya, namun
hal itu bukan berarti “membuang” budayanya. Mereka masih tetap
mempertahankan identitas keBali-annya. Indentitas keBalian yang saya
sebut meliputi prosesi budaya, kesenian, pakaian ataupun nama dan
panggilan. Kemudian dalam hal arsitektur atau bentuk bangunan gereja,
hampir kebanyakan gereja di Bali adalah berasitektur Bali.
Bagi sebagian orang Bali, khusunya yang
beragama Hindu, akulturasi budaya ini dianggap sebagai ancaman,
ditanggapi negatif dan harus dicegah atau dikritisasi. Namun bagi
sebagian orang Bali lainnya, bersikap lebih terbuka atau menganggapnya
sebagai hal posiitif. Tanggapan negatif yang dimaksud adalah
ketidaksetujuan dan penolakan tertulis seperti blog dan media masa,
bukan negatif dalam arti perusakan fisik. Kalau sampai perusakan itu
namanya bukan lagi negatif tapi kriminal dan syukurlah (sepertinya)
sampai sekarang kejadian semacam itu belum pernah terjadi di Bali.
Tulisan ini hanya sekedar berita
informasi belaka jadi sepertinya tiak pada tempatnya bagi saya untuk
berpendapat. Namun untuk menyebutnya sebagai informasi atau berita
sepertinya terlalu berlebihan karena isinya sangat jauh dari kaidah
jurnalistik. Maklum saja, ini khan cuma blog abal-abal.
Ditulis dan disusun oleh:Sumber image: (terima kasih untuk fotografer/pemilik image)
Photo atas : hidupkatolik.com
Photo 2 dan 3 : beritadaerah.com
Photo bawah : Lachlyn Soper
Catatan/Narasumber :
Tulisan ini dibuat dari narasumber pihak ketiga yaitu info media, blog serta tetangga dan teman kerja (lama) penulis yang kebetulan adalah penduduk asli desa tersebut. Walaupun bukan dari laporan langsung dari lokasi, mudah mudahan tidak mengurangi unsur informasinya.
Tulisan ini dibuat dari narasumber pihak ketiga yaitu info media, blog serta tetangga dan teman kerja (lama) penulis yang kebetulan adalah penduduk asli desa tersebut. Walaupun bukan dari laporan langsung dari lokasi, mudah mudahan tidak mengurangi unsur informasinya.
Referensi :
- http://en.wikipedia.org/wiki/Christianity_in_Indonesia
- http://www.baliblog.com/
- http://www.indosiar.com/fokus/natal-di-bali_26431.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar